Membiasakan Anak Nyaman Curhat dengan Orangtua Sejak Dini

Siapapun akan merasa gembira saat anak nyaman curhat dengan orangtua. Sungguh miris, di zaman ini, sedikit sekali anak yang mau berbagi suka duka dengan orangtua. Entah apa sebabnya, yang pasti, kebiasaan itu belum tertanam kuat. 

Ternyata, anak harus dibiasakan untuk saling berbagi kisah dengan Ayah & Bunda sejak dini, terlebih saat masih dalam usia emasnya. Selain sebagai cara untuk meningkatkan skill dalam berkomunikasi, hal ini justru akan membantu Ayah & Bunda untuk memperkuat bonding dengan si buah hati. Karena anak sering berbagi cerita, as parent, kita akan memahami kondisi hatinya dengan sangat mudah. 

Desigbed by Pixabay

Membuat seseorang apalagi anak untuk menjadi terbuka bukanlah perkara yang mudah. Maka, Ayah & Bunda harus memahami beberapa strategi agar anak berani mengungkapkan apa yang dirasakan secara totalitas. Lalu, bagaimanakah caranya? Tips berikut akan membantu Ayah & Bunda menyelesaikan misi spesial ini: 

Menjadi pendengar setia dan penuh perhatian

Ketika si kecil mengungkapkan apapun, entah celotehan berguna atau hanya mainan belaka, kita harus tetap memberikan respon bagus. Kita tunjukkan padanya bahwa kita selalu mendengar apa yang diucapkan. Tak hanya mendengar, tapi juga memperhatikan. 

Terlebih jika kita bisa menyediakan waktu spesial untuk membagi kisah bersama, memberi si kecil kesempatan untuk menyampaikan apapun sambil menikmati quality time. Dengan demikian, anak menjadi terdorong untuk terbuka terhadap Ayah & Bunda karena merasa bahwa ia tak sia-sia berceloteh panjang lebar. 

Merespon sesuai kriteria cerita 

Apa yang akan anak rasakan saat ia bercerita dengan wajah yang sedih tapi Ayah & Bunda justru menanggapinya dengan tawa canda? Kecewa, meski tak mampu mengungkapmannya. 

Respon kita harus sesuai dengan cerita anak. Jika cerita terkesan ceria, ayo senyum sambil bertepuk tangan. Jika cerita terkesan sedih, ayo peluk si kecil dan menenangkannya. Boleh memberika candaan ketika ia sudah mulai tenang. Candaannya tentu berlevel standard, hanya untuk mengembalikan mood anak. 

Menunjukkan antusias yang nyata dan tulus

Seperti poin di atas, mendengar saja rupanya tak cukup. Antusiasme kita terhadap penuturannya harus diperlihatkan asal tak berlebihan. Kita bisa menunjukkan bahwa kita sangat ingin tahu segala sesuatu yang ingin dikisahkan sang anak entah itu hal yang meyedihkan ataupun membahagiakan. 

Designed by Pixabay

Apapun itu, menunjukkan antusiasme yang tulus itu wajib. Dengan begitu, anak akan merasakan bahwa ia tak sendiri dan dengan entengya ia akan bergelayut bersama semua kisahnya untuk dituturkan ke Ayah & Bunda. Kebiasaan ini akan dibawa sampai dewasa, anak nyaman curhat dengan orangtua hingga waktu yang tak ditentukan. 

Memahami setiap detail kisah/cerita

Usahakan Ayah & Bunda paham setiap detail kisan/cerita yang dituturkan anak. Artinya, kita harus mendengarkan dengan seksama. Masukkan dalam memori terkait lokasi kejadian, waktu, teman dan juga benda yang terlibat. Dengan begitu, kita akan sangat mudah untuk memberikan reaksi atau respon yang tepat. Saat itulah, ketulusan kita juga ikut terlihat oleh si kecil. 

Hindari pemaksaan

Saat ini banyak orangtua yang hanya mengikuti trend zaman. Saking inginnya dikenal di dunia maya karena kedekatannya dengan anak, sampai rela memaksa kehendak anak untuk menciptakan bonding 'yang sebenarnya sudah rapuh'. 

Membiasakan anak untuk berbagi dengan orangtua bukan berarti kita bebas mengintrogasinya, bebas memaksanya untuk menceritakan semua yang dialami. Bukannya mendekat, anak justru akan merasa kapok bahkan takut. Akhirnya, ia akan berpikir ulang untuk sharing dengan Ayah/Bundanya. Sungguh miris, kan?

Intinya, saat anak dan orangtua saling berbagi bersama, bonding dan kepercayaan akan semakin kuat. Ini akan berpengaruh untuk masa depannya. Jika sejak dini anak nyaman curhat dengan orangtua, anak sudah terbiasa berbagi kisah, kelak Ayah & Bunda akan mudah mengawasi dan mengontrol pergaulannya. Semoga Ayah, Bunda, dan Anak tercinta selalu bahagiaπŸ‘ͺ. 

Mualimah Only a cute girl loving to write so much

20 Komentar untuk "Membiasakan Anak Nyaman Curhat dengan Orangtua Sejak Dini"

  1. Ini bagus nih buat calon orang tua

    BalasHapus
  2. Mantapp.. Lanjutkeun bu.. πŸ‘πŸ‘πŸ‘Œ

    BalasHapus
  3. harua dibiasakan ini.. miris sekali di zaman digital ini banyak anak yg lebih nyaman curhat di sosial media

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener sekali.. sosmed menjadi candu tersendiri

      Hapus
  4. Lanjutkan sodara, sepertinya ibu berbakat nulis..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oke, saya lebih suka komenan di blog langsung dari pada di tempat lain.

      Hapus
  5. Duh masih pe er nih... Thanks infonya mba.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama2 bund.. semangt berjuang bersamaπŸ’ͺ

      Hapus
  6. sangat bermanfaat sekali informasi nya terutama untuk agar Anak Nyaman Curhat kepada orang tua

    BalasHapus
  7. Halo 😊 Salam kenal yach. Wah, anak2ku udah abg nih...makin susah curhat2annya hahaha... si bungsu yang cowok malah lebih terbuka dibandingkan kakaknya yang cewek. Memang orang tua mesti bisa sebagai teman juga supaya anak2 nyaman berkeluh-kesah.

    BalasHapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel