3 Tanda Terbesar Lingkungan Kerja Toxic dan Tips Mengatasinya
Lingkungan kerja adalah pengaruh paling besar terhadap kesejahteraan seluruh penghuninya mulai dari kesehatan fisik, pikiran atau mental, hingga titik tertinggi seperti produktivitas dalam dunia kerjanya. Bisa dibayangkan jika Anda terbelenggu dalam lingkungan kerja toxic, lantas bisakah Anda menikmati pekerjaan yang ada? Bisakah Anda merasakan kenyamanan yang sesungguhnya selama bekerja? That's totally difficult to do. Bahkan, tim profesional dari Riliv, aplikasi konseling psikologi Indonesia, pun mengatakan bahwa Anda harus menyelamatkan kesehatan mental Anda dari lingkungan toxic tersebut.
Coba perhatikan bagaimana keadaan lingkungan Anda selama berkarir. Jika salah satu atau bahkan hampir semua dari ciri berikut Anda rasakan saat berada di lingkungan kerja, inilah saatnya mengubah lingkungan tersebut lebih baik. Bagaimanakah tanda lingkungan kerja yang tak sehat? Lantas, apa yang harus Anda lakukan? Buang beban itu dari pikiran Anda dan simak penjabaran berikut!
Lingkungan Kerja Toxic Memiliki Komunikasi yang Buruk
Komunikasi yang tidak memadai, membingungkan, atau rancu adalah penyebab dari begitu banyak masalah di tempat kerja. Faktanya, keterampilan komunikasi adalah keterampilan paling penting yang dibutuhkan dalam setiap organisasi yang sukses. Mengapa?
Begitu banyak yang berada di bawah payung komunikasi termasuk mendengarkan (baik sebagai manajer dan karyawan), komunikasi verbal, komunikasi tertulis, preferensi tentang cara berkomunikasi, dan masih banyak lainnya.
Jadi, memang benar bahwa komunikasi yang buruk dapat menyebabkan hubungan toxic di tempat kerja. Berikut adalah beberapa contoh komunikasi yang buruk.
- Ketidakjelasan yang terus-menerus pada suatu proyek/tugas di lingkungan kerja
- Penyampaian dan pemahaman informasi yang berbeda pada tiap karyawan
- Komunikasi yang tidak tersampaikan secara langsung atau pasif-agresif
- Lebih sering menciptakan komunikasi saat karyawan tidak berada di jam kerja (off-hour communication)
Ingat, komunikasi yang buruk sering menyebabkan kebingungan dan kurangnya tujuan pasti bagi karyawan. Dari sini, masalah muncul dan bertambah, bahkan seringkali mengarah ke sembilan item berikutnya (yang akan saya jelaskan selanjutnya).
Lalu, cara mengatasinya? Jika di tempat Anda bekerja memiliki komunikasi yang buruk, bertahan dan perbaikilah bersama. Misalnya, saat salah satu anggota tim memiliki presepsi yang salah terkait suatu informasi, maka Anda yang memahaminya wajib membantu meluruskan pemahaman tersebut. Pastikan gaya dan bahasa komunikasinya sesuai.
Semangat Kerja Rendah
Tanda selanjutnya dari lingkungan kerja toxic adalah semangat kerja yang rendah di antara karyawan. Dalam lingkungan toxic, semangat kerja yang rendah tampaknya selalu ada dan pasti ada di kantor/perusahann manapun, besar atau kecil. Dampaknya, tiap pekerja bahkan pemimpinnya tidak bisa berkomunikasi secara terbuka, tersenyum, atau bercanda, dan tidak ada yang tampak bekerja dengan sepenuh hati di lingkungan itu. Interaksi juga tampak lebih formal atau kurang bersahabat.
Sebaliknya, orang yang bekerja di lingkungan yang sehat dan berkembang tentu memiliki semangat yang tinggi untuk menyelesaikan setiap tugas. Dalam lingkungan yang berkembang, wajar bagi karyawan untuk tersenyum dan mudah masuk dalam hubungan persahabatan satu sama lain. Artinya, setiap orang dalam lingkungan tersebut pasti akan saling terlibat, produktif, dan bahagia dalam mencapai visi dan misi bersama.
Untuk menumbuhkan semangat kerja pada semua tim, tentu bangun komunikasi yang baik. Lihatlah di sekitar kantor! Apakah semua orang mampu tersenyum, tertawa, atau mengobrol di sela-sela kesibukannya? Apakah mereka tampak bahagia dan bersikap positif? Apakah percakapannya ramah dan terbuka? Jika jawaban Anda adalah "tidak" untuk semua pertanyaan itu, maka mulailah mengikis keadaan toxic tersebut.
Mulai dari diri Anda, cobalah untuk menciptakan obrolan ringan dengan tim kerja. Obrolan itu akan mengantarkan Anda dan rekan kerja menuju titik semangat yang lebih tinggi. Akan ada motivasi baru yang bisa Anda capai sehingga Anda dan yang lainnya bisa terus maju & berkembang.
Konflik terus-menerus
Apakah konflik tampaknya muncul dari sisi manapun di tempat kerja yang Anda tempati? Apakah drama dalam workplace seolah tidak pernah berakhir? Jika demikian, artinya, Anda sedang berhadapan dengan budaya kerja yang tergolong toxic.
Ya, setiap bisnis atau pekerjaan apapun akan berurusan dengan beberapa bentuk konflik. Ini adalah bagian dari duni kerja. Tidak ada orang yang sempurna, dan setiap orang pasti bertengkar sesekali nantinya. Namun, yang seharusnya tidak Anda lihat dan rasakan adalah konflik yang terus-menerus di tempat kerja. Konflik dapat mempersulit tim kerja untuk berkolaborasi dan menyelesaikan sesuatu yang produktif. Belum lagi, komunikasi antar anggota juga akan menjadi taruhannya.
Jika demikian, cobalah untuk menghentikan secepat mungkin. Buatlah rencana untuk menangani konflik dengan cara yang sehat. Dengan begitu, Anda dan tim dapat menyelesaikan masalah dan dapat menghindari konflik lain di masa mendatang.
Untuk membantu menghindari konflik di tempat kerja Anda, Anda dapat meminimalisir 'drama' sejak dini, menjaga komunikasi tetap terbuka, transparan, dan membangun sistem untuk mengelola konflik (misalnya, diskusi kelompok, tindakan disipliner, dll.).
Bagaimana, apakah saat ini anda merasa memperjuangkan karir di lingkungan kerja toxic? Jika Anda menemukan 3 tanda di atas, maka berusahalah untuk menghapus situasi tak mendukung itu. Namun, lepaskanlah jika usaha Anda tak membuahkan hasil sedikitpun karena nyatanya Anda masih bisa meniti karir di tempat kerja yang lebih sehat.
Tapi, jangan semudah itu untuk menyerah! Untuk memudahkan misi ini, Anda bisa mengkonsultasikannya dengan tim Riliv. Ceritakan segala keluhan terkair lingkungan kerja toxic tanpa ada keraguan sedikitpun. Karena Riliv akan memberikan masukan serta solusi terbaik sehingga Anda menemukan jalan terang. Good luck!
Note: pict by Pixabay
sangat berguna sekali informasinya apa lagi bagi orang yg masih kerja jadi karyawan.
BalasHapusWah makasih tips nya gan, sebisa mungkin kita jadi org yg luwes dan berpikir dulu sblm bertindak, serta memikirkan pihak mana yg dirugikan ketika kita bicara
BalasHapusGreat tips
Hapusmantap tipsnya, makasih
BalasHapusAku pernah di kondisi ini dan emang menyiksa bgt. Aku pribadi gabisa handle dan akhirnya keluar hehe
BalasHapusI do too 😄
HapusDuh susah banget dech kalo dapet lingkungan kerja toxic. Bisa tekanan batin sudah, emang lebih baik menghindari sih... Tapi ada kalanya terpojok juga 😅
BalasHapusThanks tipsnya.
Hihi. Kalau memang sudah tidak bisa dipertahankan ya jalan terbaik memang menghindar alias mencari yang lebih baik lagi
Hapusiya paling g betah klo kerja di lingkungan kaya gitu. bwaanya pengan pulang mulu.
BalasHapuswah sangat bermanfaat ini, sya baca 2x
BalasHapusWkwk makasih bu
Hapuswalaupun suka pekerjaannya tapi kalo lingkungannya gak mendukung gak enak juga ya, jadi gak semangat kerjanya
BalasHapusBenar sekali Bund. Duh, pasti tau rasanyalah gimana gak enaknya tertekan karena keadaan
HapusKalo ada pilihan lain mending cari lingkungan kerja yg nyaman.. yg toxic bkin ribet dan pening
BalasHapus