New Mom New Challenge (Part 1)
Terus terang, saat masih gadis, hampir tak ada bayangan apapun dibenak saya terkait suka dukanya 'being a new mom'. Yang saya tahu, menjadi seorang ibu begitu menyenangkan karena ditemani sosok suci yang lahir dari rahim sendiri. Ya, meskipun proses persalinan itu super sakit. Saya sering mendengar curhatan teman kalau menjadi ibu itu susah senangnya dahsyat. Ya, sebatas itu. Saya tak tahu bagaimana detailnya dan memang tak mau tahu (saat itu).
Saya sering sekali membayangkan indahnya momen pernikahan, bahagianya hidup dengan pasangan, dan selalu happy ending. Wow, ekspektasi saya terlalu lebay. Karena nyatanya, saya mengalaminya sendiri sekarang kalau berumahtangga itu tak selamanya mulus. So, yang belum merasakannya, stop menyinyiri cara saya dan mereka yang sedang menjalaninya😅.
Kehidupan setelah hadirnya si mungil? Jangan tanya lagi, tantangannya sungguh menakjubkan. Ya, ada cerita versi saya dan anak di sini. Semoga apa yang saya tulis ini memberikan gambaran bagi anda.
Pregnancy ditengah pengajuan skripsi
Siapa sangka, pendidikan yang sudah diujung tanduk, saya justru mendapatkan surpise yang luar biasa. Dua tahun menanti, dan allah memberikannya di waktu yang penuh dengan perjuangan. Ya, tanpa disangka memang. Tapi, saya menerima rejeki ini dengan sukacita. Ditengah perjuangan skripsi, saya yang saat itu adalah calon ibu dengan pengalaman nihil menambah kesibukan dengan searching beragam informasi terkait pregnancy untuk saya dan jabang bayi.
Saya ini tipe orang yang cukup ambisius. Apa yang saya mau ya harus didapat dengan sempurna. So, morning sickness yang kadang melanda tak saya hiraukan karena memang saat itu targetnya ya menyelesaikan study dengan predikat cumloude. Nampaknya, si kecil membawa berkah.
Kelahiran si kecil
Designed by Pixabay
Bulan Oktober adalah bulan kelahiran saya. Ternyata, saya mendapat kado paling spesial. Ya, lahirnya putra pertama. Dulu, sebelum tiba masa kelahiran si baby, saya sempat memikirkan barang apa saja yang harus dibeli karena semua wajib dipersiapkan. Saya terlalu sibuk mempersiapkan diri untuk menjadi sosok ibu yang sempurna. Namun, saya lupa satu hal. Saya menyepelekan kewarasan saya. Saya tak menata hatu dan mental sama sekali. Karena memang bayangan saya, hari-hari akan selalu indah. Nyatanya, saya salah besar😫. Kenapa?
Saya terlalu perfeksionis dan itu justru membuat saya sering stress. Ternyata, teori yang saya pelajari masih belum ada apa-apanya. Karena memang sedari awal, saya belum menyiapkan mental yang kuat. Apa saya tidak bahagia dengan hadirnya si kecil? Tentu bahagia. Tapi hidup bertetangga itu uniknya luar biasa.
Waahh.. seunik apa sih sampai membuat mamanya Haikal ini tertekan?? Tunggu part selanjutnya 💚💗
Trimakasih.. semoga bermanfaat🙏
BalasHapusNext.. i like it
BalasHapusNext post segera hadir.. trimakasih
HapusNext.. i like it
BalasHapusDitunggu yaa.. trimakasih
Hapusinspiratif.. next
BalasHapusSegera.. trimakasih
Hapus